we can't foresee clearly but we can still expecting the best
all photographs in this blog are my copyright (unless I mention that it's not :p)
Perhatikan contoh kasus berikut:all photographs in this blog are my copyright (unless I mention that it's not :p)
1. Tina dan Didi sedang berargumen mengenai jawaban yang tepat untuk soal ujian mata pelajaran bahasa indonesia. Tina yakin betul jawaban yg tepat adalah b karena dia menjawab b, sedangkan dodi tidak yakin dengan jawabannya yaitu opsi d. Keadaan Tina tersebut bukan percaya diri yang saya maksud (karena tidak ada statement pendukung kebenaran jawabannya).
2. Tina sedang menggunakan dress kembang kembang ke pantai. Dia yakin betul dress tersebut sangat diminati dan menyebabkan dirinya terlihat bagus sehingga muncul rasa bangga terhadap diri sendiri karena menggunakan pakaian layak puji. Hal tersebut juga bukan percaya diri yang saya maksud.
3. Didi menggunakan celana pendek usang yang ketinggalan jaman ke sebuah restoran bagus di kotanya. Tapi dia bangga karena itu lah yang mencerminkan sejatinya dirinya. Hal tersebut lah yang saya katakan percaya diri, dengan alasan pendukung yang memang tepat, mengacu pada rasa kepercayaan atas dirinya sendiri, ke-original-an pemikirannya. Tidak peduli statement yang sedang tren saat itu.
Percaya pada kemampuan diri sendiri itu hal yang sungguh menyenangkan, walau kadang dibilang nyleneh, sesungguhnya setiap manusia itu nyleneh (liat aja tingkah tingkah anak kecil). Seiring berjalannya waktu, kita diharapkan untuk behave, karena nantinya itulah yang akan dituntut dalam kehidupan bermasyarakat. Orang dewasa dengan segala aturannya yang menurut saya complicating things, ribet.
Akhirnya kita meninggalkan kepercayaan diri. Kita lebih senang mengacu pada peraturan yang telah dibentuk sekian rupa. Dari situlah saya pikir banyak bermunculan penakut.
Saya sendiri (mungkin dulunya) penakut. Saya dulunya suka takut liat nilai rapor. Takut nilainya jelek, padahal harapan masyarakat (setidaknya keluarga) adalah nilai saya tidak jelek. Jika saya percaya diri, saya akan fine saja dengan hasil apapun yang saya dapat (tanpa ribet ber-behave karena berpikir kalo nilai jelek tanggungan sikap untuk diambil di masyarakat/keluarga akan berat) toh saya bersekolah dengan wajar dan saya percaya saya mampu dapat nilai bagus karena saya yakin saya pintar dengan segala bukti bukti bahwa saya tidak kesulitan mengikuti pelajaran. Lalu mengapa musti takut?
Secara tidak langsung ketidakpercayaan diri menimbulkan ketakutan atas masa depan. Padahal siapa yang tahu kalau masa depan itu sebenernya terbentuk dari pikiran positif kita. Sejak sekarang jalani saja yang ada tanpa perlu takut takut, yang penting kita berpikir dan yakin bahwa masa depan akan baik.
maap sok ngasih motivasi, tapi sebenernya enak lo kalo kita menjalani kesempatan yang ada saat ini tanpa mikir mikir negatif nan ribet tentang masa depan. well, kebanyakan sih problem utama orang seusia saya itu insecure terhadap masa depan.
seize the day!
No comments:
Post a Comment